TheIndonesiaTimes – Pada Jumat malam, 8 November 2024, masyarakat Deli Serdang, Sumatera Utara, dikejutkan dengan peristiwa tragis yang melibatkan sejumlah oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Insiden ini menyebabkan seorang warga bernama Raden Barus (60) meninggal dunia, sementara belasan lainnya terluka akibat penyerangan yang diduga dilakukan oleh 33 oknum anggota TNI. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, dan segera memicu perhatian publik, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Pernyataan Komisi I DPR terkait Insiden Tersebut Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Anton S Suratto, dari Partai Demokrat, mengungkapkan rasa kecewa yang mendalam atas kejadian tersebut. Menurutnya, insiden ini sangat disayangkan karena bisa mencoreng citra TNI sebagai institusi yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat. Anton menegaskan bahwa peristiwa seperti ini seharusnya tidak terjadi, apalagi melibatkan aparat negara yang memiliki tugas menjaga ketertiban dan keamanan. Ia juga mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh Pangdam I Bukit Barisan yang telah berupaya melakukan mediasi dengan keluarga korban.
Transparansi dalam Proses Hukum Anton S Suratto juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses penyelidikan yang sedang berlangsung. Menurutnya, penanganan kasus ini harus dilakukan secara terbuka agar tidak menimbulkan ketidakpercayaan di masyarakat. Ia berharap proses hukum terhadap oknum-oknum yang terlibat dapat berjalan secara adil dan tegas, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Selain itu, ia mendukung langkah untuk memastikan korban luka mendapatkan penanganan medis yang optimal, demi pemulihan yang cepat.
Pendapat Wakil Ketua Komisi I DPR dari Golkar Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Partai Golkar, Dave Laksono, memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada proses hukum yang berlaku. Ia menilai bahwa penjelasan yang jelas dan transparan mengenai peristiwa tersebut perlu disampaikan kepada publik agar tidak menimbulkan spekulasi yang dapat memperburuk situasi sosial. Menurut Dave, penyelidikan yang mendalam sangat penting agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi dan untuk mencegah terjadinya konflik yang lebih besar.
Peran Pihak TNI dalam Penanganan Kasus Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, memberikan penjelasan terkait insiden tersebut. Dody mengonfirmasi bahwa sebanyak 33 oknum anggota TNI diduga terlibat dalam penyerangan tersebut. Saat ini, pihak TNI sedang melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap para prajurit yang terlibat. Kolonel Dody juga menjelaskan bahwa pihaknya sedang menjalani proses penyelidikan mengenai perkelahian yang terjadi antara warga dan anggota TNI. Sebagai bagian dari upaya penyelesaian, Pangdam I Bukit Barisan telah melakukan mediasi dengan keluarga korban di Rumah Sakit Putri Hijau.
Tindak Lanjut dan Penanganan Korban Sebagai bagian dari upaya penanganan pasca-insiden, Dody juga melaporkan bahwa delapan korban yang terluka akibat peristiwa tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Putri Hijau untuk mendapatkan perawatan medis intensif. Pangdam I Bukit Barisan telah bertemu dengan keluarga korban di rumah sakit tersebut untuk memberikan dukungan langsung. Pihak TNI berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini, dan memastikan keadilan bagi semua pihak yang terdampak. Kasus ini menjadi ujian penting bagi TNI dalam menjaga profesionalisme dan disiplin anggotanya, serta untuk memastikan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap oknum yang terbukti bersalah.