Penulis : Asep Sabar
Theindonesiatimes.com, MANADO – Sulawesi Utara (Sulut) resmi dinyatakan sebagai daerah terawan dalam gelaran pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2024 ini. P
Penegasan tersebut disampaikan langsung Badan Intelejen Negara (BIN) Sulut yang biasa dikenal dengan sebutan nyiur melambai, saat media gathering yang digelar KPU Sulut di Grand Kawanua Hotel, Manado, Selasa (12/11/2024).
Kepada para wartawan dan peserta yang hadir Alvon Sumenge, Perwakilan BIN Sulut, membeberkan bahwa dari hasil penelitian lembaganya yang berlangsung dari tanggal 4-7 November 2024 didapat fakta bahwa Sulut berada di tempat teratas sebagai daerah dengan Indeks Kerawanan Pilkada (IKP) tertinggi.
“Point yang diperoleh Sulut yaitu 80,1 sementara untuk posisi kedua IKP ditempati oleh Provinsi DKI Jakarta.”
Untuk itu Alvon mengingatkan kepada seluruh pemangku kepentingan di Sulut, termasuk para penyelenggara pemilihan; KPU dan Bawaslu, Polri/TNI serta masyarakat untuk menjaga netralitas dan mencegah berbagai potensi konflik antar pendukung pasangan calon.
Penilaian IKP BIN tersebut justru bertolak belakang dengan IKP yang pernah dikemukakan oleh Bawaslu Sulut. “IKP Pilkada Sulut turun jauh dari kategori kerawanan tertinggi ke rawan sedang, dimana ada 24 provinsi dalam kategori ini. Kita (Sulut, red) ada di peringkat 28,” tegas Ardiles Mewoh, Ketua Bawaslu Sulut yang juga mantan Ketua KPU Sulut dua periode, mengutip laman liputan6.com edisi 15 September 2024.
Ardiles menambahkan, IKP itu sebenarnya mampu dimitigas dengan upaya pencegahan yang dilakukan pengawas serta masyarakat sehingga kerawanan tersebut tidak terjadi. “Kami berharap peran semua pihak untuk mengawal setiap tahapan pilkada, apalagi masyarakat bisa melakukan pengawasan partisipatif secara aktif.
Caranya pun lebih mudah hanya melaporkan melalui WhatsApp sudah bisa menjadi informasi awal bagi Bawaslu. Ini beralasan, karena kecenderungan masyarakat yang menemukan kejanggalan ogah melapor secara formal langsung ke Bawaslu.”
Terkait IKP, saat gelaran Pemilu 2019 dan Pilkada Gubernur 2020, Sulut menempati rangking pertama dan kedua IKP nasional. Namun dalam pelaksanaannya justru sangat kondusif dan aman-aman tanpa hambatan apa-apa.
Tak hanya itu, persentasi partisipasi masyarakat dalam pemilu dan pilkada pun malah melonjak jauh meninggalkan persentasi nasional nasional.
Ironis, saat terjadi Covid-19 ditahun 2020, Sulut menempati posisi tiga besar nasional angka partisipasi masyarakat pelaksanaan pilkada serentak.
KPU Sulut sendiri baru saja menuntaskan Debat Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur terakhir Selasa malam kemarin. Berbagai evaluasi positif atas terselenggaranya acara tersebut serta mendapat apresiasi banyak kalangan.
Karena baru kali ini debat pilkada gubernur Sulut digelar tiga kali di tiga tempat yang berbeda, yakni; Kotamobagu, Minahasa dan Manado.
Alasan yang dikemukakan Awaludin Umbola, Anggota KPU Sulut sekaligus penanggungjawab debat, agar pemilih serta stakeholder yang berada di pelosok bisa merasakan langsung bahwa di daerahnya mendapat perhatian, karena itu acara debat yang diadakan sekali dalam lima tahun ini jangan selalu terfokus di ibukota provinsi saja.
Dalam debatnya para paslon sudah menyatakan tekadnya untuk memajukan Sulut dari semua sektor kehidupan.
Tentunya, tanpa memandang perbedaan dukungan disaat pilkada. Karena perbedaan dukungan saat pilkada justru akan menyatukan dukungan ketika gubernur dan wakil gubernur sudah terpilih untuk sama-sama membangun Sulut.