Dibuka untuk Umum, Wisma Habibie & Ainun Hadirkan Sejarah, Cinta, dan Intelektualitas

TheIndonesiaTimes – Wisma Habibie & Ainun (WHA) bukan sekadar sebuah rumah, melainkan sebuah simbol perjalanan hidup penuh cinta, pengabdian, dan dedikasi yang telah menginspirasi bangsa Indonesia. Rumah yang dulunya menjadi kediaman pribadi sekaligus kepresidenan dari Bacharuddin Jusuf Habibie dan Hasri Ainun Habibie ini kini dibuka secara eksklusif sebagai sebuah historical landmark. Peluncuran WHA pada 16 Januari 2025 menandai momen bersejarah dalam mengenang perjalanan hidup dan nilai-nilai luhur yang ditinggalkan oleh Presiden Ke-3 Republik Indonesia dan Ibu Negara tercinta.

WHA yang berlokasi di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta, menjadi manifestasi nyata dari filosofi hidup yang dipegang teguh oleh Habibie & Ainun, yaitu cinta kepada Tuhan, sesama manusia, serta karya ciptaan manusia. Tidak hanya sekadar hunian, WHA juga menjadi tempat yang menyimpan jejak perjalanan cinta mereka, baik terhadap bangsa maupun terhadap satu sama lain.

WHA menggambarkan harmonisasi nilai-nilai budaya dan agama yang dapat hidup berdampingan di tanah air Indonesia. Berbagai elemen budaya Nusantara, flora dan fauna khas Indonesia, serta simbol agama-agama di dunia, semua terhimpun dalam ruang-ruang di dalam WHA. Nilai-nilai ini mencerminkan keyakinan bahwa dengan keseimbangan antara iman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, manusia dapat hidup bermakna dan memberikan manfaat bagi sesama.

WHA menjadi saksi bisu perjalanan cinta Habibie & Ainun yang tak hanya berlandaskan kasih sayang pribadi, namun juga pengabdian mereka kepada bangsa Indonesia. Perpustakaan yang ada di dalam WHA melambangkan semangat pencerahan intelektual serta pencarian pengetahuan yang tiada henti. Sedangkan Rumah Pendopo yang dibangun sejak 1978 menjadi ruang penting dalam sejarah demokrasi Indonesia, termasuk dalam masa Reformasi, ketika lebih dari 200 perubahan regulasi disahkan selama kepemimpinan B.J. Habibie.

Selain itu, WHA juga menjadi tempat yang penuh kenangan bagi masyarakat Indonesia, dengan menghadirkan momen-momen penting dalam perjuangan demokrasi dan kemajuan bangsa.
Untuk pertama kalinya, WHA akan dibuka untuk umum pada Februari 2025 dengan menawarkan tur sejarah yang memungkinkan masyarakat untuk menyusuri setiap sudut bangunan bersejarah ini. Para pengunjung akan memiliki kesempatan untuk mengunjungi berbagai ruang ikonik, seperti Perpustakaan pribadi milik Habibie, area Pendopo yang menjadi saksi pertemuan penting dalam sejarah Indonesia, serta koleksi miniatur pesawat yang mencerminkan kecintaan Habibie terhadap dunia penerbangan.

Tidak hanya itu, WHA juga menawarkan kesempatan untuk merasakan pengalaman berkesan lainnya yang dapat memperkaya wawasan mengenai perjalanan hidup Habibie & Ainun, serta nilai-nilai yang mereka perjuangkan.

Nadia Habibie, sebagai Duta Wisma Habibie & Ainun, menjelaskan bahwa keluarga Habibie bersatu untuk menjalankan amanat Eyang Habibie & Eyang Ainun, agar rumah pribadinya ini bermanfaat bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Nadia mengungkapkan bahwa doa dan harapan ini diabadikan dalam sebuah plakat di sudut tembok WHA pada saat peresmian bangunan perpustakaan pada 11 Agustus 2009, yang kebetulan juga merupakan hari ulang tahun terakhir Eyang Ainun.

“Kami berharap para tamu dapat menikmati perjalanannya di Wisma Habibie & Ainun. Semoga kisah, nilai, dan cita-cita yang Anda temui di sini menyalakan semangat inspirasi untuk menjalankan hidup yang lebih bermakna,” ujar Nadia Habibie.

Meskipun WHA masih digunakan untuk kegiatan keluarga, rumah ini juga menyambut berbagai acara, seperti diskusi intelektual, filosofi, serta perayaan momen spesial yang sejalan dengan nilai-nilai kehidupan Habibie & Ainun.

Bagi Anda yang ingin menyaksikan langsung keindahan dan nilai sejarah di Wisma Habibie & Ainun, Anda dapat mendaftar melalui tautan bit.ly/wismahabibieainun.

Wisma Habibie & Ainun bukan hanya sekadar tempat, melainkan sebuah warisan yang membawa kita kembali untuk mengenang, menghargai, dan melanjutkan semangat perjuangan cinta, intelektual, dan demokrasi yang telah ditinggalkan oleh pasangan luar biasa ini.