TheIndonesiatimes.com, Bekasi – “Adapun ciri – ciri orang yang mengasihi Allah yang nggak kelihatan, tentunya harus didasari oleh kebenaran Firman Tuhan, bahwa orang itu mengasihi sesamanya,” demikian salah satu penggalan kalimat penegasan Gembala Sidang GBI Sinona, Pdt.Edy Wagino M.Th bertajuk Dipulihkan Kembali di ibadah yang kedua jam 11.00 WIB, desa bojongsari, kabupaten Bekasi, Minggu siang (1/12/2024).
Lanjut Pdt.Edy, pertanyaannya, bagaimana tandanya saya tahu kalau suami saya, istri saya, anak-anak saya, orang tua saya, teman-teman saya mengasihi saya, pekerja, jemaat mengasihi sayaa? Ada tandanya gak Pak Pdt. Jawabnya ada. Dalam 1 Yohanes 4 : 20.
Jikalau kalau seseorang mengasihi Allah tetapi ia membenci saudaranya, maka ia pendusta.
Karena saudaranya tidak mengasihi saudara yang dilihatnya, maka tidak mungkin dia mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Jadi kalau dia mengasihi sesama, dia juga mengasihi Tuhan.
Lukas 7 : 10. Sudara yang terkasih dalam Kristus dengan ayat ini saya memberikan tema, yaitu : Dipulihkan Kembali. Kalau saudara perhatikan pernyataan di ayat ini sehat kembali.
Berarti, sehat tadinya tidak terjadi apa-apa, baik-baik semuanya seperti yang saya sampaikan dimana dalam kisah Ayub, yang Alkitab katakan, Ayub sehat-sehat, dia nggak sakit, badannya bugar. Bahkan Alkitab mencatat Ayub itu diberkati.
Dalam Yohanes 10 : 10.Ada satu oknum yang ingin merusak hidup kita, yakni iblis. Untuk hal ini saya sepakat dengan saudara, bahwa oknum yang ingin merusak hidup kita, tentunya bukan Tuhan, tetapi iblis.
Kembali ke ayat Lukas 7 : 10, kata pulih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaik, menjadi baru kembali.
Seperti Naaman (perwira bawahan Kapernaum) Alkitab mencatat, kulitnya kena penyakit kusta, begitu dipulihkan Tuhan, kulitnya membaik, seperti kulit anak kecil yang sehat. Lukanya sudah kering, kesadarannya berangsur pulih.
Kita tahu Alkitab mencatat, bahwa bawahan perwira Kapernaum disembuhkan kembali oleh Tuhan, jelasnya.
Hari ini (baca ; Ibadah minggu kedua di GBI Sinona jam 11.00 WIB) kita akan belajar bagaimana perwira kapernaum itu melihat dan merasakan pemulihan dari Tuhan.
Pertama kita melihat dalam Lukas 7 : 4. Bicara mengasihi Allah dan itu harus terlihat dia mengasihi sesamanya.
Kedua. Dalam Lukas 7 : 5….kita belajar dari perwira Kapernaum ini. Rela berkorban untuk pekerjaan Tuhan.
Kalau, kita ingin mengalami pemulihan demi pemuljhan terjadi, maka hato kita harus rela untuk berkorban. Berkorban dalam segala hal, korban perasaan. Contohnya, untuk anak, istri dan orangtua itu ada korbannya kan? Tidak hanya korban keuangannya saja. Banyak korban – korban lainnya, tutur Gembala mentor GBI ORY Jakarta.
Yang jelas dan pasti, korbankanlah persembahan syukur yang utama kepada Tuhan dengan tulus dan ikhlas, terang anak rohani Pdt.Wiweko Mulyono.
Maka, mari kita rela memberi untuk pekerjaan Tuhan.
Yang ketiga. Lukas 7 : 7. Yesus takjub sama perwira kapernaum itu, kenapa? Karena perwira kapernaum dan saudara mempunyai iman yang besar.
Saudara pernah mendengar kepala rumah ibadat Zairus.Kepala rumah ibadat waktu anaknya sakit dan hampir mati, dia minta tolong sama Yesus, Tuhan tolonglah dan datanglah kepada rumah saudaraku yang hampir mati. Yesus berbelas kasihan dan diikuti.
Saat ditengah jalan Yesus bertemu dengan perempuan yang mengalami pendarahan 12 tahun lamanya. Yesus berhenti dan mendoakan serta menjamah perempuan itu, dan Alkitab mencatat, perempuan itu sembuh. Kemudian Yesus melanjutkan perjalanan, ujarnya.
Waktu Yesus melanjutkan perjalanannya Alkitab mencatat, ketika sampai di rumah kepala ibadat itu, keluarga kepala rumah ibadat itu mengatakan bahwa anak kepala rumah ibadat itu sudah mati, tegasnya.
Kemudian, kepala rumah ibadat itu berpikir dalam hati, coba kalau Yesus tidak berhenti dan menyembuhkan perempuan yang mengalami pendarahan 12 tahun, mungkin anaknya sudah sembuh, terangnya.
Kepala rumah ibadat itu hanya diam, dan tidak berkata apa – apa. Lalu, Yesus berkata kepada Zairus. Zairus jangan hiraukan mereka, jangan dengarkan omongan mereka yang mengatakan anak zairus sudah mati, urainya.
Hal terkait lainnya, suami dari Ibu Yuyun ini, berkata, benar nggak sih, kalau kita dengarkan omongan orang, kita jadi takut imannya.Benar nggak sih kalau kita dengarkan omongan orang, iman kita jadi goyah. Benar nggak sih kalau kita semakin banyak dengarkan omongan orang, rumah tangga kita nggak semakin baik, pekerjaan kita juga nggak semakin baik, tandasnya.
Maka, Yesus berkata kepada Zairus, jangan hiraukan perkataan mereka. Waktu Yesus katakan kepada Zairus, ikut. Zairus pun mengikutinya. Yesus hanya mengajak beberapa orang saja untuk masuk ke kamar anaknya Zairus.Lalu, siapa saja yang diajak dan boleh masuk ke kamar anak itu, hanya mereka yang besar imannya.
Saudara kita berteman bukan hanya di tempat ini saja, tetapi di tempat lain. Maksudnya pilihlah teman yang membangkitkan iman kita, usaha, semangat, bisnis, pendidikan, pekerjaan kita, yang memberikan dorongan besar kepada kita.
Jangan kita berteman dengan teman yang setiap ketemu ngomongin kelemahan orang.
Lalu apa yang terjadi setelah Yesus mengajak beberapa orang yang besar imannya, anak itu bukan hanya pulih, tetapi dibangkitkan.
Pertanyaannya buat kita. Apa yang ‘mati’ dalam kehidupan kita. Merasa man, usaha, bisnis, pekerjaan, pendidikan, rumah tangga, dan pelayanan kita sudah mati. Saya berdoa kepada Tuhan buat saudara terjadi kebangunan rohani dalam kehidupan saudara, tutupnya.
.