TheIndonesiaTimes – Tangerang Selatan (Tangsel) kembali mengguncang perhatian publik dengan lonjakan mencolok kasus penculikan, kekerasan, dan pelecehan terhadap anak, meski secara resmi kota ini mengusung predikat sebagai Kota Layak Anak.
Apa yang sebenarnya terjadi di balik pencitraan ini?
Data terbaru menunjukkan bahwa selama masa kepemimpinan Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan, Tangsel belum mampu menjadi wilayah yang aman dan ramah bagi anak-anak.
Sementara upaya wartawan wartawanan yang dibentuk, seperti 16.com, berusaha memperindah citra Tangsel, banyak yang mempertanyakan keaslian data yang disajikan.
“Apa yang terlihat di media hanyalah fenomena gunung es. Angka kekerasan terhadap anak yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dari yang dipublikasikan,” ungkap Halimah, akademisi pemerhati kasus kekerasan terhadap anak, dalam wawancara dengan wartawan TIT pada Sabtu (29/09/2024).
Kekhawatiran ini tidak bisa dianggap sepele. Selama ini, masyarakat merasa terasing dengan predikat Kota Layak Anak yang diberikan.
“Dampak dari predikat ini belum dirasakan oleh masyarakat. Lahan bermain yang seharusnya tersedia bagi anak-anak pun nyatanya sangat minim,” tambah Halimah.
Bukan hanya itu, masyarakat juga merasakan kebingungan mengenai apa yang dimaksud dengan Kota Layak Anak.
“Apakah hanya sekadar formalitas Karena pada dasarnya predikat ini sudah ada, tetapi realisasinya jauh dari harapan,” ujar Halimah.
Ironisnya, pemerintah kota tampak melempar tanggung jawab kepada masyarakat.
“Jangan sampai ini menjadi cuci tangan. Pemkot harus bertanggung jawab terhadap keamanan anak-anak. Evaluasi nyata harus dilakukan,” tegas Halimah, menegaskan bahwa tanggung jawab perlindungan anak seharusnya ada di tangan pemerintah sebagai representasi eksekutif.
Dengan lonjakan kasus kekerasan anak yang mengkhawatirkan, masyarakat Tangerang Selatan mendesak agar pemerintah kota tidak hanya mengandalkan citra, tetapi juga bertindak nyata demi melindungi masa depan anak-anak. Jika tidak, predikat Kota Layak Anak ini hanya akan menjadi slogan kosong yang tidak berarti.