Harga Telur Naik, Pengusaha Roti UMKM di Medan Terancam Gulung Tikar

Medan, The Indonesia Times – Tingginya harga telur ayam dan tepung sejak menjelang Tahun Baru 2025 hingga saat ini membuat pengusaha roti skala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Medan semakin terjepit. Jika tidak ada perhatian serius dari pemerintah, banyak pelaku usaha roti terancam gulung tikar.

Para pengusaha berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga bahan baku utama seperti telur, tepung, dan minyak kelapa.

“Kami sangat berharap Pemko Medan dan Pemprovsu melalui dinas terkait segera mengendalikan harga bahan pokok dan menekan lonjakan harga,” ujar Rudi (44), seorang pengusaha roti di Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, Selasa (4/2).

Di rumah kontrakan yang sekaligus menjadi tempat usahanya, Rudi mengungkapkan bahwa kenaikan harga bahan baku ini terjadi sejak menjelang Natal dan Tahun Baru 2025, dan masih berlanjut hingga sekarang.

Akibatnya, harga jual roti ikut naik, dari Rp1.500 menjadi Rp2.000 per buah, meskipun keuntungan tetap tipis. “Harga telur yang sebelumnya Rp1.400–Rp1.500 per butir kini naik Rp500 hingga Rp700. Harga tepung juga naik dari Rp12.000 menjadi Rp14.000 per kilogram,” jelasnya.

Sebelum harga telur melonjak, setiap hari mereka menggunakan sekitar 50 papan telur ayam atau 1.500 butir untuk memproduksi berbagai jenis roti. Namun kini, karena keterbatasan biaya, mereka hanya mampu membeli 25 papan telur.

Dewi, istri Rudi, yang setiap hari memproduksi 35 jenis roti dan bolu, mengatakan bahwa mereka terpaksa menaikkan harga roti sebesar Rp500 per buah agar tetap bisa berproduksi, tanpa mengurangi ukuran atau kualitasnya.

Ia juga memprediksi bahwa harga telur ayam akan terus meningkat hingga menjelang bulan suci Ramadan dan Idul Fitri, yang berpotensi memperburuk kondisi UMKM di Medan dan semakin mengancam keberlangsungan usaha mereka. (Binsar Simatupang)