Ki ke ka ;Ps Kong Leori, Ps.Mulyadi Sulaeman dan Dr. Cynthi Rindang Kusmanto Kusumanintyas. Foto ; ronaldy
Theindonesiatimes.com, Jakarta – “Kan lagi trend tato dan tindik dikalangan anak muda saat ini, kebetulan Ps. Kong ini teman saya,” ucap Gembala Sidang GSPDI House of Filadelfia Ps.Mulyadi Sulaeman ketika ditemui 4 Wartawan Perwamki di Mall Permata Hijau, Jakarta Selatan belum lama berselang.
Masih menurut Ps.Mulyadi, tato ini kan dulu di era Presiden Soeharto ada operasi Petrus (penembakan misterius), yang mana banyak orang bertato kala itu mengalami hal Petrus.
Dan, saat ini tato dan tindik sudah menjadi gaya hidup, fashion dikalangan anak muda, jelasnya.
Namun, sebagai Hamba Tuhan, saya mengingatkan serta memberi tahu bahwa ada ayat Firman Tuhan yang mengatakan barangsiapa yang merusak tubuhnya dan membinasakannya, maka Tuhan akan menghukum dia. Karena tubuh kita rumah Allah, tegas Ps.Mulyadi.
Adapun acara seminar ini, menampilkan dua pembicara; Ps.Kong Leori pemaparan dari sisi rohani dan Dr. Cynthi Rindang Kusumanintyas dari segi kesehatan.
Saat saya kuliah di Amerika Serikat, saya salah masuk kelas. Yang mana kelas itu membahas tato.Awalnya, saya hanya 15 menit, 30 menit eg keterusan sampai selesai mendengarkan pembicara membahas masalah Tato tersebut, ujar Ps.Kong mengawali pemaparan materinya.
Dengan tegasnya, Ps. Kong melarang tato dan tindik, karena bertentangan dengan kehendak Tuhan, mengingat praktik ini terkait dengan simbol-simbol dunia orang mati. Ia menegaskan bahwa larangan ini bukan semata-mata soal estetika, melainkan karena Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan sudah sempurna.
Ps.Kong pun merujuk pada Imamat 19:28 ; “Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah TUHAN.”
Kata Ps.Kong, kalau ada anak Tuhan yang sudah bertato dan tindik, jangan menambah lagi dan minta ampun sama Tuhan, tandasnya.
Sementara itu, Dr. Cynthia Rindang Kusumanintyas, Sp.A, menjelaskan dari sudut pandang medis. Ia mengungkapkan bahwa membuat tato sama dengan memasukkan tinta ke dalam tubuh seseorang. Padahal, kulit manusia terdiri dari beberapa lapisan, di mana lapisan dermis tempat tinta tato disuntikkan mengandung banyak pembuluh darah kecil, saraf-saraf halus, serta sel-sel yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
“Saat proses tato dilakukan, jarum yang menembus kulit dapat merusak jaringan kulit, termasuk saraf-saraf halus di area tersebut. Hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri atau bahkan terbakar,” ujarnya. Selain itu, Dr. Cynthia juga memperingatkan bahwa penggunaan tinta tato ini juga dapat memicu berbagai risiko kesehatan, termasuk infeksi kulit, kanker kulit, hingga penyakit autoimun.