Daerah  

Obral Janji Manis, Ben-Pilar Dinilai Gagal Urus Sampah dan Persoalan TPA Cipeucang

TheIndonesiaTime – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang di Serpong kembali menjadi sorotan masyarakat Tangsel, khususnya warga Kademangan. 

Janji Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakilnya, Pilar Saga Ichsan, untuk memberikan solusi terkait masalah TPA hanya dianggap sekadar omong kosong.

 Sampah yang menumpuk terus mengakibatkan bau menyengat yang mengganggu aktivitas warga setiap hari.

Seorang aktivis lingkungan dari Greenpeace, Atha, dalam wawancara dengan wartawan iqbal ajie saputra melalui sambungan WA pada Sabtu (14/09/2024), menyampaikan kritik pedasnya terhadap penanganan TPA yang overload ini. 

“Permasalahan TPA yang overload seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah kota Tangsel bahwa kita tidak bisa lagi mengandalkan skema lama pengelolaan sampah, yaitu kumpul, angkut, buang,” kata Atha.

Ia juga menambahkan bahwa solusi nyata seperti program berbasis pemilahan sampah harus segera diterapkan oleh pemerintah kota, bukan hanya berupa himbauan kepada masyarakat, tetapi sistemnya harus dibangun dan dipantau oleh Pemkot.

“Pengelolaan sampah organik seharusnya menjadi prioritas. Karena masalah pencampuran sampah ini, TPA semakin cepat overload dan menimbulkan bau serta penyakit,” tambah Atha.

 Situasi ini tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan, tetapi juga bisa berdampak buruk pada kesehatan masyarakat.

Atha memperingatkan, dalam kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini, TPA Cipeucang bahkan berpotensi mengalami kebakaran, seperti yang terjadi di berbagai TPA lainnya di Indonesia akhir tahun lalu.

Ia juga menekankan bahwa solusi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) bukanlah jalan keluar yang tepat. 

“PLTSa membutuhkan investasi besar dan biaya operasional yang tinggi. Selain itu, ia bersifat polutif dan berpotensi melepas bahan beracun ke udara,” jelasnya.

Sebagai alternatif, Atha mengusulkan Pemkot Tangsel untuk serius dalam menerapkan program komposting berbasis RT/RW secara komunal. 

“Kalau mau serius, Pemkot buat program komposting berbasis RT/RW. Selain mengurangi dampak bau, solusi ini bisa lebih berkelanjutan,” tambahnya.

Jika dikelola dengan baik, dampak negatif seperti bau yang saat ini dihadapi masyarakat bisa berkurang secara signifikan.

Namun, sampai kapan janji dan solusi ini akan benar-benar diwujudkan Warga Tangsel terus menunggu aksi nyata dari pemerintah yang mereka percayakan.