Jakarta, TheIndonesiaTimes – Ketua Komite III DPD RI, Dr. Filep Wamafma, menyuarakan keprihatinan atas tingginya angka keterlibatan anak-anak dan remaja dalam perjudian online di Indonesia. Ia menegaskan bahwa fenomena ini harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah melalui langkah pencegahan dan pengawasan yang lebih kuat.
“Judi online tidak hanya merambah kalangan dewasa, tetapi juga menjangkiti anak-anak dan remaja. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian kita bersama, khususnya pemerintah. Kebijakan yang tegas dan mengikat, termasuk di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi, sangat diperlukan,” ujar Filep pada Jumat (6/12/2024).
Berdasarkan data terbaru, Indonesia mencatatkan jumlah pengguna judi online tertinggi, dengan 8,8 juta pemain dan perputaran dana mencapai Rp900 triliun pada 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar 2% atau 80.000 pemain berusia di bawah 10 tahun, sementara 11% atau 440.000 pemain berusia 10–20 tahun.
Filep menekankan pentingnya pencegahan berbasis pendidikan yang lebih menyentuh generasi muda. Menurutnya, upaya ini tidak cukup hanya melibatkan figur publik atau influencer, tetapi harus diimbangi dengan pendidikan yang memberikan pemahaman mendalam tentang bahaya judi online.
“Generasi muda sangat terhubung dengan dunia digital. Karena itu, pencegahan harus berbasis teknologi dan informasi, seperti melalui media sosial, aplikasi edukasi, atau konten interaktif yang relevan dengan gaya hidup mereka,” jelas Filep.
Selain itu, ia mengkritik adanya kasus pejabat dan aparat yang justru terlibat dalam praktik judi online, termasuk anggota Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta kepolisian.
“Fenomena ini menunjukkan inkonsistensi dalam penegakan hukum. Sangat disayangkan ketika pihak yang seharusnya menjadi pelindung justru terlibat dalam tindakan ilegal ini. Dampaknya tidak hanya merusak individu, tetapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan,” tegasnya.
Filep mendorong pemerintah untuk memblokir situs judi online secara masif, terutama yang rentan diakses oleh generasi muda. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan yang ketat di lingkungan pendidikan dan kolaborasi antara pemerintah, orang tua, lembaga pendidikan, serta masyarakat dalam menciptakan keamanan digital.
“Pencegahan judi online adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah harus memberikan contoh yang baik, dan semua pihak harus terlibat untuk melindungi generasi muda dari bahaya yang dapat menghancurkan moral dan karakter mereka,” pungkas Filep.