Migrasi Koleksi Arkeologi Baros ke Gedung BRIN di Cibinong Disesalkan Masyarakat Tapteng

TheIndonesiaTimes, Sibolga – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Keluarga Besar Masyarakat (Gabema) Tapanuli Tengah – Sibolga menyayangkan keputusan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan migrasi koleksi arkeologi dari Laboratorium Arkeologi Baros di Jl KH Zainul Arifin, Pasar Batu Gerigis, Barus, Tapanuli Tengah (Sumatera Utara), ke Gedung Koleksi BRIN Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong, Bogor (Jawa Barat).

Tindakan tersebut mengganggu upaya masyarakat Tapanuli Tengah – Sibolga di ranah dan di rantau untuk menorehkan kembali posisi Barus sebagai pintu gerbang peradaban Islam di wilayah Nusantara melalui kajian dan riset guna menghadirkan peradaban Islam di wilayah Nusantara yang inklusif, toleran, dan moderat yang berfokus kepada moderasi beragama.

Di tengah upaya tersebut, masyarakat Tapanuli Tengah – Sibolga di ranah dan di rantau sedang mendorong penetapan Barus sebagai kawasan strategis pariwisata religi nasional. Penetapan kawasan strategis tersebut dalam rangka pengembangan wilayah Tapanuli Tengah – Sibolga bersama Tapanuli bagian selatan, dan Kepulauan Nias sebagai penopang Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba dalam bingkai “segitiga emas” destinasi pariwisata “beyond Bali”.

“Di sinilah arti penting koleksi arkeologi yang digali sejak tahun 1980 hingga tahun 2005 tetap di tempat asal penggaliannya yang tersimpan di Laboratorium Arkeologi Baros dan tidak dipindah ke tempat lain,” Ketua Umum DPP Gabema Tapanuli Tengah – Sibolga, Masriadi Pasaribu, menegaskannya di lokasi domisilinya, Banjaran, Kabupaten Bandung (Jawa Barat).