TheIndonesiatiemes com, Bekasi – “Ada berbagai macam jenis alasan orang bersukaci ta; Karena hidupbya kebuhh baik, mengenal Tuhan lebih dalam lagi, mengalani pertobatan. Apapun itu sukacitanya Injil mengajak kita, melihat semuanya dalam kemuliaan Tuhan. Sebab, Tuhan berkarya dahulu, saat ini, dan sampai akan datang. Itulah harapan dan sukacita sejati dsri natal, ” tutur Romo Joseph Susanto Pr ketika ditemui theindonesiatimes.com, usai Misa malam natal ke-2 di sekitaran altar gereja Stanislaus Kostka, Kota Bekasi, Selasa malam (24/12/2024).
Lanjutnya, kita harus tetap bersukacita, jangan kita iri kepada orang lain. Walaupun,kita mungkin di bully atau mengalami penindasan, tetapi lanjutkan perjalanan kita ke Betlehem (baca ; tema KWI dan PGI ; Marilah Kita Pergi ke Bethlehem).
Romo Joseph Susanto, khotbah di misa malam natal ke – 2, Paroki Stanislaus Kostkanggan, Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa malam. (24/12/2024). Foto Erha.
Sementara dalam homili (khotbah) yang terambil di kitab suci Yesaya 9 : 1 – 6, Titus 2 : 11 – 14, Lukas 2 : 1 – 14, romo Joseph menekankan tentang sukacita dalam konteks kekinian, kita bebas dari pinjol, berhasil dalam studi, pekerjaan, mendekat kepada Tuhan, membaca kitab suci, dan lain-lain.
Hal terkait lainnya, bahwa romo Jospeh mengalami masa terindah dalam hidupnya di bulan Desember 2024 ini. Yang mana berkat hadirnya rumah singgah kanker Kertosuryo, di kawasan Senen, Jakarta Pusat ini, sebagai wujud kehadiran gereja buat mereka tersingkir, miskin, terpinggirkan.
Dimana, mereka berobat ke RSCM tidak punya tempat tinggal khususnya dari luar daerah. Rumah singgah ini menyediakan tempat tinggal, makanan, minuman, transit sementara. Supaya mereka selama pengobatan di Jakarta, punya tempat tinggal, tempat berlindung, ya merasa dimanusiakan, dan karena ada kasih Tuhan di situ (baca : rumah singgah). Bahkan, rumah singgah ini untuk semua agama, dan didominasi oleh saudara seiman kita kaum muslim. Disitulah gereja mau hadir buat sesama, tutur romo Joseph yang telah mengabdi sebagai imam selama 18 tahun.
Lebih dari itu, mengenai ajakan menjadi pelaku Firman. Itu, adalah ajakan Tuhan Yesus kepada umat manusia yang percaya padaNya.
Sebagaimana juga juga diteladani oleh bunda Maria di perkawinan di Kana. Kitab suci mencatat, bahwa setiap orang yang mengikuti AKU (baca ; Yesus), dia harus memanggul salibnya dan mengikuti AKU. Maka, mendengar Firman Tuhan, tidak cukup bagi orang Kristiani, tetapi bagaimana juga sang Sabda harus hadir dalam keseharian hidup, terangnya.
Apapun kita, apapun profesinya, sabda telah menjadi daging dalam kehidupan kita juga, tandas romo Joseph yang selama natal di tahun-tahun sebelumnya selalu berada di biara Basilia Vatikan bersama bapa suci Paus Fransiscus, pungkasnya.