Daerah  

Serangan Brutal Mafia Tanah di Lahan Garapan Amplas: Dua Tewas, Puluhan Luka

TheIndonesiaTimes – Sebuah insiden kekerasan berdarah terjadi di Jl. Selambo Raya, Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, pada Selasa dini hari (22/10). Puluhan preman bayaran yang diduga disewa oleh mafia tanah menyerang warga yang tengah tidur lelap di lahan garapan. Dua orang warga, Bungaran Samosir (51) dan Adam Djhorgi (27), tewas mengenaskan dengan tubuh bersimbah darah, sementara puluhan lainnya terluka parah.

Penyerangan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Pelaku yang berjumlah seratusan orang datang dengan menggunakan sepeda motor dan mobil. Mereka membawa senjata tajam berbagai jenis, seperti parang, pisau, dan senjata api. Korban yang berada di posko penjagaan maupun yang tidur di rumah sementara, diserang secara membabi buta. Dua warga tewas di lokasi akibat luka parah di bagian tubuhnya.

“Tiba-tiba gerombolan itu datang dari Jl. Pasar 3 Tembung, langsung menyerang warga dengan senjata tajam. Beberapa warga terluka dan terkapar di tempat,” ujar Tampubolon (50), salah satu saksi mata. Ia menambahkan, para penyerang juga merusak beberapa bangunan yang masih dalam tahap pembangunan.

Korban Bungaran dan Adam, yang tengah tertidur lelap, dibantai tanpa ampun. Warga lainnya berupaya melawan, tetapi tak sebanding dengan jumlah dan persenjataan para pelaku. Akibatnya, banyak warga yang terluka parah terkena bacokan dan tembakan, dengan beberapa dari mereka dalam kondisi kritis.

Setelah serangan tersebut, sejumlah warga segera menghubungi pihak kepolisian. Petugas Polrestabes Medan, Polsek Medan Tembung, dan Sat Brimob Polda Sumut segera tiba di lokasi untuk mengevaluasi korban. Kedua jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk diotopsi, sementara korban yang masih hidup dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan intensif.

Pasca kejadian, suasana di lokasi masih tegang. Ratusan warga berkumpul untuk menuntut tindakan dari aparat kepolisian terhadap para pelaku penyerangan. Puluhan personel kepolisian pun disiagakan di lokasi untuk mengantisipasi serangan susulan dari geng preman tersebut.

Kejadian ini menambah daftar panjang konflik agraria yang terjadi di Indonesia, khususnya terkait dengan mafia tanah yang seringkali menggunakan kekerasan untuk merebut lahan milik rakyat. Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku dan dalang di balik insiden ini, serta melindungi hak-hak warga atas tanah yang mereka garap.

Sementara itu, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku yang terlibat dalam serangan brutal tersebut.