TheIndonesiaTimes, Rusia – Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan negara-negara NATO bahwa Moskow tidak membual atau menggertak tentang kesediaannya untuk menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina. Sekutu utama Presiden Vladimir Putin ini menyatakan bahwa pendukung internasional Kyiv membuat kesalahan fatal jika mereka berpikir sebaliknya.
Pernyataan mengancam tersebut dilontarkan Medvedev sebagai tanggapan terhadap laporan bahwa negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang mereka sediakan untuk menyerang sasaran di Rusia.
“Ini bukan intimidasi atau gertakan nuklir. Konflik militer dengan Barat saat ini berkembang sesuai dengan skenario terburuk yang mungkin terjadi. Kekuatan senjata buatan NATO yang dikerahkan terus meningkat. Itulah sebabnya saat ini tidak ada yang bisa mengecualikan transisi konflik ke tahap akhir,” tulis mantan presiden Rusia tersebut di Telegram pada Jumat, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (1/6/2024).
“Rusia menganggap semua senjata jarak jauh yang digunakan oleh Ukraina telah dikendalikan langsung oleh prajurit dari negara-negara NATO,” lanjut Medvedev. Dia mengklaim bahwa aktivitas tersebut bukan merupakan bantuan militer kepada Ukraina, melainkan partisipasi aktif dalam perang melawan Rusia.
Medvedev mengatakan tindakan seperti itu bisa menjadi “casus belli”, yang berarti tindakan yang memicu perang. Dia juga mengklaim bahwa negara-negara NATO yang mengendalikan senjata jarak jauh Ukraina atau mengirim pasukan untuk mendukung Kyiv akan melakukan eskalasi konflik yang serius. “Ukraina dan sekutu NATO-nya akan menerima respons yang sangat merusak sehingga aliansi itu sendiri tidak akan mampu menahan diri untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut,” katanya.