Pdt.Dr. Andreas Nugroho, saat menyampaikan kebenaran Firman Tuhan di GBI Sinona, kabupaten Bekasi, belum lama berselang.Foto erha.
TheIndonesiatimes.com, Kabupatena Bekasi –
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, kalau kita mengerti Alkitab, kita akan temukan, bahwa orang-orang benar dihadapan Tuhan, orang-orang yang cinta dan orang – orang takut Tuhan. Itupun juga mengalami tantangan dan tekanan dalam pejalanan hidupnya, tegas Pdt.Dr.Andreas Nugroho dalam penyampaian Firman Tuhan pada ibadah kedua jam 11.00 WIB, GBI Sinona, desa Bojongsari, kecamatan Kedung Waringin, kabupaten Bekasi, Minggu siang (8/12/2024).
Depan, ki ke ka; Gembala Sidang GBI Sinona, Pdt.Edy Wagino, M.Th mendampingi pelayan Firman Tuhan, Pdt.Dr. Andreas Nugroho, GBI Sinona, kabupaten Bekasi, Minggu siang (8/12/2024). Foto erha.
Lanjut dosen di sebuah STT ini. ” Pak Pendeta saya sudah rajin melayani ibada, tekun dalam, suka membaca Firman Tuhan, saya sudah sungguh-sungguh.
Tetap, kita semua akan dihantam badai, dihantam pergumulan. Tetapi, ingat bahwa ada Yesus yang menyertai kita.
Dalam Markus 4:35-41. Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.”
Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu, Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Mereka (baca : murid-murid) menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Hari-hari ini, dibutuhkan kekristenan yang tangguh, bukan yang lemah, lemas, letoy, lemah dan lebay. Orang-orang kristen kaya begini, rohaninya tidak akan berdampak, tandas Pdt.Andreas Nugroho yang lahir baru pada 21 Maret 1988.
Untuk kita harus bangkit, supaya menjadi terang, serta menjadi penuai-penuai.
Peristiwa di Galilea, menyatakan bahwa Tuhan berada dalam perahu itu, tetap saja orang-orang itu mengalami badai.
Artinya, walaupun kehidupan kita disertai dengan Tuhan, bersama Tuhan dan hidup kita ada Tuhan, tetap saja ada badai dalam perjalanan kehidupan kita, ungkap Pdt.Andreas Nugroho yang saat inj menjadi hamba Tuhan selama 28 tahun.
Saudara mau hasilnya yang biasa atau luar biasa. Kalau luar biasa, tentu badainya luar biasa. Jadi, santai saja, selama kita bernafas, pasti mengalami badai silih berganti, ucapnya.
Semua badai apapun, jika perkenanan Tuhan diam badai, maka badai itu lewat.
Akitab mencatat dalam Markus 4 : 35-36.Yesus setelah melayani, melakukan pemberitaan Firman, idak tingal diam, tetapi terus bergerak.
Nah, ini gambaran kehidupan kita, jelas Pdt.Andrea Nugroho yang saat kelahirannya menunggu sampai 12 jam (14.00 sampai 02.00).
Paulus menceritakan masa lalunya, dalam Kisah Rasul 22 : 4. Masa lalunya, tukang menyiksa, menganiaya, memasukan orang ke penjara. Bahkan membunuh orang.Namun, ketika dia di jamah Tuhan, berubah hidupnya, bergerak dan bertumbuh.
Kitapun, pernah mengalami masa lalu yang kelam. Maka, ketika kita sudah bertobat dan lahir baru, kita harus bergerak dan bertumbuh. Apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan?
Saya pun dulu, sebelum bertobat, tidak bisa berdoa.Bahkan, saat diminta doa, saya pergi ke kamar kecil, sampai doa itu selesai, jelas Pdt.Andreas mengisahkan masa lalunya di mimbar khotbah GBI Sinona, kisah masa lalunya.
Ketika, saya lahir baru dan bertobat, saya harus bergerak dan bertumbuh. Saya pun melayani Tuhan di pelosok-pelosok pedalaman, tidur di altar gereja, tidak ada sound sistem, listrik tidak ada, untuk mandi di sungai, gosok gigi di sungai. Itu cara Tuhan memproses saya. Supaya saya mengalami pergerakan dan pertumbuhan bersama Tuhan, terangnya.
Kalaupun, kita sakit tetap harus bertumbuh, mencintai Tuhan, menyembah Tuhan, melekat dihadirat Tuhan. Paling tidak kita bersaksi. Karena, di luar sana banyak alamat yang palsu, hanya alamat yang benar, hanya Yesus.
Gereja Tuhan pun, hari-hari ini mengalami terjangan di tengah badai, tetapi kita sebagai orang Kristen, jangan berputus asa, jangan menyerah.Alkitab mencatat, ada peristiwa-peristiwa yang terjadi, sebut badai, tetapi pertanyaannya, apakah Yesus diam saja? Tidak, Dia pasti campur tangan.Kita harus siap menghadapi badai.
Saya tidak tahu dalam hidupmu. Badai rumah tangga, badai pekerjaan, badai bisnis, badai usaha dan badai-badai lainnya.
Yang jelas kita harus siap menghadapi badai.Seperti dalam bacaan di Alkitab tadi, bahwa para murid tiba-tiba dihantam badai.
Apalagi di Pentakosta ke-3 ada badai.
Dalam ayat 37 di Markus 4, para murid berlayar dengan tenang, ada Yesus tiba-tiba dihantam oleh ombak laut.
Sama dengan kita, kita mau menghadapi atau menghindari badai. Badai ekonomi, badai pekerjaan, badai rumah tangga, badai di tipu orang. Saudara katakan semua baik.
Saya juga banyak belajar dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam Alkitab. Dalam Kisah Rasul 21 — 28, Paulus dimasukan ke penjara (zaman dulu penjaranya, para tahanan di masukan dari atas ke bawah, dan tidak bisa lolos, sedangkan penjara zaman sekarang melalui gerbang) oleh Mahkamah Agama, dan Paulus menghadapinya dengan tenang, tuturnya.
Terbukti, Paulus berhasil melewati badai.
Dari peristiwa itu, Paulus berhasil menulis 4 pasal di Kisah Para Rasul, kitab Timotius 3 pasal, Titus 2 pasal.
Demikian juga dengan kita, kalau kita menghadapi badai, dan menyikapinya dengan baik. Memahaminya dengan baik, dibalik itu. Maka, badai itu tidak akan sia-sia dalam hidup kita.
Aapapun persoalanmu? Badai yang diizinkan Tuhan, Tuhan punya maksud, Tuhan punya tujuan, dan tidak akan sia-sia. Dan badai itu menjadi tenang.
Suatu waktu tanggal 26 Desember beberapa tahun lalu, saya melayani ke daerah Sangihe Talaud, dari Manado naik kapal laut. Di tengah laut, ombak 3 meter datang menghampiri kapal laut yang saya tumpangi, dan kalau kapal itu melewati ombak yang besar itu, saya bisa melihat bulan dengan jelas. Saya sudah berbahasa Roh habis-habisan, badai tetap jalan terus. Seharusnya tiba jam 6 pagi tapi meleset jam 8. Saya percaya para nakhoda yang tangguh, dibentuk dengan melewati badai ombak laut.
Hikalau, hari-hari ini, jemaat GBI Sinona menghadapi badai kehidupan, percaya saja, ada maksud Tuhan yang besar dalam hidup kita. Hasilnya, kita yang biasa-biasa menjadi hebat. Tentu melalui proses (baca: badai) yang kita hadapi hebat. Maka, kepercayaanNya juga hebat.
Yang jelas dan pasti, jemaat Tuhan harus siap menghadapi badai. Percaya saja, Tuhan pasti bersama kita menghadapi badai kehidupan.
Yang ketiga, Tuhan menenangkan para murid. Dalam Yesaya 40 : 29, Tuhan akan memberikan semangat baru di tengah badai kehidupan yang kita alami.
Ibu-ibu, kalau suamimu khawatirkan, katakan tenang. Demikian juga, bapak-bapak, ketika istrimu khawatir, katakan tenang.
Justru, disitulah (baca : ketenangan) kekuatan, jelas dosen STT nata kuliah doa puasa, doa Bapa Kami, dan doa peperangan rohani.
Alkitab mencatat, dalam Efesus 6 : 10 – 12. Dinyatakan dengan tegas, iblis akan terus menerus berusaha meninggalkan Yesus, menyerang kita, merayu kita. Tujuannya, supaya kita memberontak kepada Yesus, dan kita tidak tahan.
Maka, untuk itu, periksa kejadian-kejadian yang menimpa kehidupan kita. Itu upaya strategis iblis, kita mengalami kondisi yang mengkhawatirkan pertolongan Tuhan. Lebih dari itu, agar kita tidak percaya Tuhan.
Tangguh ditengah badai, kita perlu tenang menghadapi badai apapun. Oleh sebab itu, miliki pikiran yang benar.
erlu kita ketahui dan sadari, bahwa strategi iblis menjatuhkan kita, melalui pikiran kita. Mengapa kita memikirkan perkara di atas? Karena kita sudah hidup bersama Yesus Kristus. Maka, kita harus punya pikiran yang benar, pikiran yang suci, pikiran yang penuh kebajikan.
Kenapa bisa begitu, pak pendeta? Karena tidak mungkin orang-orang yang masuk ke surga, masih ada pikiran lain. Sebaa, itu, kita sangat perlu memiliki pikiran Kristus.
Alkitab juga mencatat dalam Matius 16 : 23. Maka, Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Kalau, pikiran kita tidak tenang menghadapi badai, maka hasilnya mumet, ruwet, jelimet dan kesambet.
Jkalau kita tenang, pikiran kitapun tenang menghadapi badai. Seberapa besar badai dalam hidupmu. Pelayananmu mengalami badai persoalan, jangan mundur dan menyerah, tapi hadapi.
Seberapa badai menimpa hidup kita, Kristus tak akan meninggalkan kita sendirian. Tuhan juga tidak pernah merencanakan kehancuran.
Suatu kali saya membaca peristiwa yang terjadi dalam 2 Korintus 12 : 10. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat
Ada satu peristiwa, yang ingin saya gali rahasianya. Paulus senang dalam penderitaan, kenapa? Karena, dia melihat dalam hidupnya penuh ketenangan.
Hal terkait lainnya, Akitab pun mencatat, asal kupegang jubahNya, asal kupegang bekas kainNya, maka akan sembuh.
Tenang dalam Tuhan, tenang dalam hadirat Tuhan, tenang dalam Firman Tuhan. Hal itu nggak gampang.
Yang keempat. Kita harus percaya akan perkataan Kristus dalam.
Kalau, saudara saya ada dalam perahu itu. Yesus, hanya menjawab dalam dua (2) kata ; diam dan tenanglah, selesai.
Kemudian dalam kitab Yesaya 55:11. Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Kalau kita percayai Firman Tuhan. Itu yang akan terjadi, itu yang kita alami, itu yang kita nikmati, dan itu yang akan dinyatatakan dalam kehidupan kita.
Yang kelima. Kadang-kadang Tuhan izinkan kita menghadapi badai. Supaya kita mengalami pengalaman yang baru.
Kesaksian
Suatu kali saya habis pelayanan hendak pulan ke rumah di belakang ragunan, mobil saya merk mercy C 200 tahun 2010 mogok, saat membeli duku 2 kilo untuk dibawa ke rumah. Padahal jarak penjual duku dengan rumah saya hanya 5 menit.Saya panggil (telp) montir, ternyata tidak bisa. Pikir saya, ya sudah.
iba-tiba ada seseorang telepon saya, yang saya tidak pernah kenal, telp, WA dan komunikasi pun saya tidak pernah, dan pada tanggal 3 Juli 2024, dia katakan, Pak Andreas mobilnya apa? Mercy C 200, kata saya.Orang itu berkata, saya melihat wajah Pak Andreas, untuk ganti mobil dengan kijang baru.
Tanggal 4, 5; 6 dst, tidak ada WA lagi, dan saya pun tidak WA lagi kepadanya.
Singkat cerita, orang itu berkata, mobil kijang barunya bisa diambil tanggal 3 Agustus 2024. Saya katakan tidak bisa, karena tanggal tersebut saya ada doa pertemuan penting para hamba Tuhan bersama Pak Pdt.Niko, di Sentul
Akhirnya, orang yang saya tidak kenal itu berkata, tanggal 31 Juli 2024, Pak Andreas minta foto copy KTP, dan bisa diambil, saya katakan siap pak.