TheIndonesiaTimes, TANGSEL – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) terus melakukan identifikasi kasus tuberkulosis (TBC). Pasalnya, temuan kasus itu tercatat sejak bulan Januari hingga Mei, kasus tuberkulosis (TBC) mencapai 1.949 kasus.
Untuk itu, Pemkot Tangsel melalui Dinas Kesehatan terus melakukan skrining untuk menemukan kasus yang tersembunyi, Rabu (5/6/2024).
Setiap kasus yang teridentifikasi memerlukan pencarian minimal 10-15 orang untuk pemeriksaan dahak atau tes tuberkulin. Kebanyakan kasus TBC terjadi pada usia dewasa, khususnya di rentang usia 15-40 tahun, namun kasus pada anak-anak juga terjadi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Allin Hendalin Mahdaniar menjelaskan terkait itu. Menurut Allin, masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa TBC bisa disembuhkan asalkan pengobatan tidak terputus.
Selain minum obat, kata Allin, asupan makanan dan lingkungan juga memengaruhi kesembuhan pasien TBC karena penularannya melalui droplet, seperti COVID-19.
“Gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, panas yang tidak kunjung reda, penurunan berat badan, dan keringat malam harus segera diperiksakan karena bisa menjadi tanda TBC,” terang Allin Hendalin Mahdaniar.
Meski begitu, Allin menegaskan, bahwa jejaring penanganan TBC melibatkan berbagai pihak seperti Puskesmas, klinik, dokter swasta, dan lembaga kemasyarakatan yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan.
Dengan demikian, Allin pun membeberkan, bahwa kader-kader TBC juga aktif untuk memastikan pasien disiplin minum obat. Dosis obat TBC, lanjut dia, disesuaikan dengan berat badan pasien.
“Pada fase intensif selama 56 hari, pasien harus minum obat secara teratur, diambil dalam keadaan perut kosong, dan sesuai dengan dosis yang ditentukan. Pada fase lanjutan, obat diminum satu kali sehari selama enam bulan,” beber Allin.
“Meskipun telah menjalani pengobatan, pasien masih rentan tertular kembali tergantung pada lingkungan dan kondisi gizi,” urainya.
Kendati begitu, dalam penanganan kasus tersebut, rumah sakit rujukan juga hadir untuk menangani kasus TBC yang resisten terhadap obat, yang dapat terjadi jika pasien tidak disiplin dalam minum obat.
Bahkan, Pemkot Tangsel dalam hal ini juga memprioritaskan penanggulangan stunting dan TBC, menekankan pentingnya skrining, pengobatan, dan pencegahan penyakit ini untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik.