TheIndonesiaTimes – Ratusan warga dan para pelajar melakukan pemblokiran akses jalan masuk menuju lahan warga di Jl. Serbaguna Pasar IV Desa Helvetia Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang, Rabu (14/8).
Terlihat dimana para warga bersama Para pelajar didominasi murid Sekolah Dasar (SD) terpaksa tidak masuk sekolah dikarenakan memperjuangkan tempat tinggal mereka yang akan dieksekusi oleh Pengadilan Negeri Lubukpakam lewat pengukuran ulang lahan tersebut.
Perjuangan para warga yang menghadang dan untuk mempertahankan tanah yang mereka huni membuat pihak Pengadilan Negeri Lubukpakam membatalkan pengukuran lahan tersebut karena situasi yang tidak kondusif.
Begitu miris melihat pemandangan ini. Disaat-saat seharusnya mengikuti pelajaran di sekolah, para pelajar SD mereka terpaksa meninggalkan bangku sekokahnya karena mendengar tempat tinggal mereka terancam akan dibongkar.
Terlihat situasi itu seluruh warga dengan kompaknya membakar ban-ban bekas.membuat Kepulan asap hitam dari aksi pembakaran sebagai tanda penolakan, turut mewarnai mereka yang berada dibarisan depan bersama orangtua dan keluarga mereka. Bahkan terlihat seorang pelajar sekali sekali mengusap wajah dan matanya dengan menggunakan kain hijab yang dipakainya.
Sambil menyanyikan lagu kebangsaan INDONESIA RAYA, seluruh anak bangsa menggunakan seragam sekolah lengkap tampak memegang poster wajah Presiden Joko Widodo dan poster Pancasila.
Mereka juga mengibarkan bendera merah putih sebagai wujud cinta tanah air dan sebagai simbol perjuangan atas tempat tinggal mereka.
Tinggal menghitung hari, kita merayakan kemerdekaan negara Republik Indonesia ini yang ke 79 Tahun, namun kami belum merdeka. Bahkan, untuk tempat tinggal pun kami hendak diusir dari tempat tinggal yang sudah kami tempati selama puluhan tahun.
Dan para warga mengharapkan agar Pak Presiden tolong lihat kami, lihat anak-anak generasi penerus bangsa ini. Apakah harus begini? Mereka turut memperjuangkan tempat tinggal dengan mengorbankan sekolah nya?,” teriak warga di hadapan petugas gabungan TNI-POLRI yang tampak hadir mengawal proses eksekusi tersebut.
Sebelumnya, aksi serupa yang dilakukan oleh PN Lubukpakam dengan didampingi pihak TNI-Polri (Polres Pelabuhan Belawan), Satpol PP dan Pemkab Deliserdang, beberapa kali gagal dilakukan.
“Sudah berkali-kali Mafia Tanah di Sumut ini mencoba merampas dan mengusir kami dari tempat tinggal yang sudah kami diami selama puluhan tahun ini. Hanya setapak rumah tempat tinggal yang layak untuk kami huni, bukan komplek perumahan maupun usaha bisnis yang kami kuasai. Presiden Joko Widodo maupun Presiden terpilih bapak Prabowo Subianto, waktunya kalian perhatikan kami dan usir para Mafia Tanah Sumut dari negara ini, jangan mau ditunggangi oleh mereka,” teriak warga.
Meskipun mendapat pengawalan dari aparat Polri dan TNI, pelaksanaan pengukuran lahan tersebut akhirnya batal dan pihak dari PN Lubukpakam meninggalkan lokasi lahan.