TheIndonesiaTimes - Industri perfilman Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya film drama keluarga yang sarat nilai kemanusiaan dan spiritualitas bertajuk Jangan Panggil Mama Kafir. Film ini merupakan kolaborasi dua rumah produksi besar, Maxima Pictures dan Rocket Studio Entertainment, dengan arahan sutradara Dyan Sunu Prastowo serta naskah yang kuat dari penulis skenario berpengalaman Archie Hekagery.
Film ini menampilkan deretan bintang papan atas tanah air, di antaranya Michelle Ziudith (Maria), Giorgino Abraham (Fafat), Humaira Jahra (Laila), Gilbert Pattiruhu, Prastiwi Dwiarti, Indra Birowo, Tj Ruth, Elma Theana, Runny Rudiyanti, dan Kaneishia Yusuf. Perpaduan pemain muda berbakat dan aktor-aktris senior membuat film ini kian dinanti.
Baca juga: Komedi dan Teror Supranatural Bersatu di Film Maju Serem Mundur Horor
"Jangan Panggil Mama Kafir” mengangkat tema yang jarang disentuh di layar lebar — tentang hubungan antara iman, keluarga, dan cinta lintas keyakinan. Cerita berpusat pada sosok Maria, seorang ibu yang berjuang mempertahankan kasih sayang dan keutuhan keluarganya di tengah benturan keyakinan dan pandangan sosial yang kerap memecah belah.
Melalui perjalanan hidup Maria dan anak-anaknya, film ini menyoroti nilai-nilai toleransi, kasih sayang, dan penerimaan, disampaikan dengan cara yang lembut namun menggugah emosi. Cerita ini terinspirasi dari fenomena sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, di mana perbedaan keyakinan sering kali menjadi ujian terbesar dalam hubungan keluarga.
Penulis naskah Archie Hekagery menuturkan, film ini tidak hanya bicara soal perbedaan agama, tapi juga tentang cinta seorang ibu yang melampaui batas keyakinan. Saya ingin penonton melihat sisi kemanusiaan di atas segalanya.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, para pemain berbagi cerita tentang proses kreatif mereka. Michelle Ziudith mengaku peran sebagai Maria menjadi tantangan baru dalam kariernya.
Ini peran yang sangat berbeda. Sebagai Maria, aku belajar bagaimana cinta seorang ibu bisa menembus batas logika dan keyakinan. Aku banyak menangis, tapi juga banyak belajar tentang arti keluarga,” ujar Michelle penuh haru.
Sementara itu, Giorgino Abraham yang memerankan Fafat mengungkapkan, pesannya sangat kuat — bahwa cinta tidak boleh dikotak-kotakkan oleh agama atau perbedaan. Film ini akan membuat penonton berpikir dan merasakan.
Film ini semakin hidup berkat sentuhan musik dari Andi Rianto, yang menciptakan lagu tema berjudul “Istanaku”. Lagu ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi tentang kehilangan dan doa dalam keluarga.
Lagu ini saya tulis di Papua pada 2022, dan ternyata sangat cocok dengan cerita film ini. Musiknya berfungsi sebagai doa dan pengingat akan cinta yang abadi,” tutur Andi.
Perwakilan Maxima Pictures menyampaikan bahwa film ini tidak hanya ingin menghibur, tetapi juga menginspirasi.
Baca juga: Intip Bocoran Film Loe Jual Gue Beli, Ada Elma Theana hingga Anissa Kaila
“Kami ingin penonton pulang dari bioskop dengan hati yang lebih lembut. Film ini bukan tentang siapa yang benar atau salah, tapi tentang bagaimana kita saling memahami,” ujarnya.
Film “Jangan Panggil Mama Kafir” dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 16 Oktober 2025.
Sutradara Dyan Sunu Prastowo menutup dengan pesan, "ini film yang akan membuat penonton meneteskan air mata, tapi juga tersenyum di akhir. Karena sesungguhnya, kasih seorang ibu tidak mengenal letih apa pun.”
Editor : cah