TheIndonesiaTimes.com - Pulau Paskah, salah satu wilayah terpencil di timur Polinesia, dikenal luas berkat patung batu raksasa yang disebut moai. Patung monolit ini dipahat oleh orang Rapanui antara abad ke-13 hingga ke-16 dari batu vulkanik di tambang Rano Raraku. Hingga kini, sekitar 400 moai masih tersisa dalam kondisi belum selesai dipahat, seolah prosesnya ditinggalkan secara mendadak.

Meski kerap dianggap hanya berupa kepala besar, penelitian menunjukkan moai memiliki tubuh lengkap yang lama tertimbun tanah. Fungsi patung ini masih menjadi perdebatan: ada yang meyakini sebagai perwujudan arwah leluhur, ada pula yang menilai sebagai simbol status keluarga.

Legenda setempat menyebut moai menyimpan "mana" atau kekuatan gaib dari kepala suku yang wafat, diyakini dapat mendatangkan hujan dan kesuburan tanah. Namun, catatan sejarah juga menyinggung adanya pemberontakan rakyat kelas bawah terhadap penguasa, yang berujung pada penghancuran banyak patung.

Kini, moai bukan hanya ikon Pulau Paskah, tetapi juga saksi bisu perjalanan budaya, konflik sosial, dan misteri peradaban Rapanui yang masih memikat perhatian dunia.