TheIndonesiaTimes - Di tengah deretan greenhouse sederhana di Kecamatan Langensari, Kota Banjar, tersimpan cerita perubahan besar yang lahir dari semangat seorang petani muda. Elan Maulana, Ketua Kelompok Melon Langensari, menjadi bukti nyata bahwa zakat dapat menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus sosial masyarakat.
Elan bukanlah petani melon sejak awal. Perjalanannya penuh dengan belajar otodidak, mulai dari membaca, berselancar di internet, hingga berdiskusi dengan petani berpengalaman. Melon dipilihnya bukan sekadar coba-coba, melainkan komoditas bernilai jual tinggi yang bisa mengubah nasib.
“Kalau kualitas dijaga, petani sendiri yang menentukan harga,” ujarnya optimistis, Selasa (30/9/2025).
Dari hasil panen pertama, Elan tidak hanya meraih keuntungan pribadi, tetapi juga mengajak 11 warga sekitar bergabung membangun kelompok tani melon. Mereka kemudian bersama-sama mengelola greenhouse dengan dukungan dana zakat yang dihimpun Dompet Dhuafa.
Namun, lebih dari sekadar bertani, Elan menyimpan kegelisahan: semakin sedikit anak muda yang mau turun ke ladang. “Kalau hanya mengandalkan orang tua, pertanian tidak akan berkembang. Harus generasi muda yang ambil peran,” tegasnya.
Program greenhouse melon ini menjadi bukti bahwa zakat bisa menghadirkan manfaat lebih luas. Modal yang berasal dari para donatur bukan hanya menghasilkan panen, tetapi juga menumbuhkan harapan, kemandirian, dan semangat gotong royong.
“Setiap dana zakat adalah amanah. Ada doa para donatur di setiap tanaman yang tumbuh,” kata Elan.
Kini, kelompok Melon Langensari tidak hanya menghasilkan buah manis untuk pasar, tetapi juga cerita manis tentang kebangkitan petani muda, pengelolaan zakat yang produktif, dan masa depan pertanian yang lebih cerah.