TheIndonesiaTimes - Pasar aset kripto global mencatat pertumbuhan positif pada kuartal III-2025 meski dibayangi ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Berdasarkan laporan Coingecko, kapitalisasi pasar kripto meningkat 16,4% atau setara USD563 miliar, tertinggi sejak akhir 2021.
Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif impor 100% terhadap produk asal Tiongkok sempat mengguncang pasar, namun investor kripto menunjukkan ketahanan tinggi. Aktivitas perdagangan global naik 43,8% menjadi USD155 miliar per hari, mencerminkan arus masuk modal institusional dan meningkatnya likuiditas pasar.
Di Indonesia, Head of Product Marketing PINTU, Iskandar Mohammad, mengungkapkan tren penggunaan aplikasi investasi kripto turut meningkat.
“Dari sisi pengguna baru, kategori Decentralized Exchange (DEX) tumbuh hingga 490% dibanding kuartal sebelumnya. Token HYPE mendominasi sekitar 70% volume perdagangan di kategori ini,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Menurut Iskandar, tren serupa juga terlihat di kalangan pengguna lama. “Aset seperti ETH, BTC, dan SOL tetap menjadi pilihan utama, sementara kategori Parallelized EVM dan Internet of Things mencatat lonjakan transaksi di atas 100%,” tambahnya.
Sementara itu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan nilai transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp360,3 triliun selama Januari–September 2025. Kenaikan tersebut mencerminkan peningkatan minat masyarakat terhadap aset digital di tengah dinamika ekonomi global.